Tampilkan postingan dengan label defisiensi unsur tan. pangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label defisiensi unsur tan. pangan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 17 Oktober 2010

KEKAHATAN HARA PADA TANAMAN KENTANG (Fatchul Qorib A. M. 11488)


Tanaman kentang  (Solanum  tuberosum L.) merupakan  tanaman  semusim yang berbentuk semak, termasuk Divisi Spermatophyta, Subdivisi Angiospermae, Kelas   Dicotyledonae, Ordo Tubiflorae, Famili Solanaceae, Genus Solanum, dan Spesies Solanum tuberosum L.
Pengaruh utama pemberian N pada tanaman kentang adalah meningkatkan ukuran  dan  jumlah  daun  dan  dapat  menunda  pengguguran  daun  yang mengakibatkan bertambahnya  luas daun yang pada akhirnya meningkatkan hasil.  Jadi, secara keseluruhan pengaruh peningkatan suplai N berupa penambahan yang cepat  luas  daun  total,  perkembangan  kanopi,  dan  indeks  luas  daun  yang  lebih tinggi.    Produksi  bahan  kering  biasanya  meningkat  sampai  batas  maksimum dengan  aplikasi  N  dengan  takaran  100  kg  ha-1N. Dinamika  pertumbuhan  tanaman  kentang  tertinggi  diperoleh  dengan  pemberian pupuk 250 kg ha-1N.
Fungsi  N  sebagai  hara  esensial  bagi  pertumbuhan  tanaman adalah:  (1)  komponen molekul  klorofil,  (2)  komponen  asam  amino  pembentuk protein,  (3)  esensial  bagi  aktivasi  karbohidrat,  (4)  komponen  enzim,  (5) merangsang pertumbuhan akar dan aktivitasnya, dan (6) mendukung pengambilan hara lainnya. 
Tanaman  kentang menghasilkan  336  kJ  untuk  setiap  100  g  umbi  segar yang  jauh  lebih  sedikit  daripada  sereal. Tanaman kentang diperkirakan membutuhkan 200 kg ha-1 N.   Untuk hasil umbi  20  t  ha-1,  diperlukan  200  kg  ha-1N    yang  sesuai  dengan  10  kg N  untuk menghasilkan setiap  ton hasil.   Rata-rata  tiap kg N akan menaikkan produksi 11 kg umbi  atau  tiap kg Urea  akan meningkatkan produksi 5.3 kg umbi. Hasil  umbi  kentang  yang  tinggi  dengan tingkat kerusakan umbi yang  rendah dapat dicapai melalui pemupukan ZA  (100 kg ha-1 N), TSP (120 kg ha-1 P2O5), dan KCl (100 kg ha-1K2O). 
Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman kentang tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda yang sebelumnya tampak layu dan mengering. Keadaan yang demikian akan merugikan petani dan tentu saja sangat tidak diharapkan oleh petani. Berikut ini merupakan beberapa gejala apabila tanaman kentang kekurangan unsur makro maupun unsur mikro:

A. Gejala Kekurangan Unsur Hara Makro
1. Kekurangan Unsur Nitrogen ( N )
Gejala sehubungan dengan kekurangan unsur hara ini dapat terlihat dimulai dari daunnya, warnanya yang hijau agak kekuningan selanjutnya berubah menjadi kuning . Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan. Pada tanaman dewasa pertumbuhan yang terhambat ini akan berpengaruh pada pertumbuhan, yang dalam hal ini perkembangan buah tidak sempurna, umumnya kecil-kecil dan cepat matang. Kandungan unsur N yang rendah dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil.
2. Kekurangan unsur fosfor ( P )
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa fungsi fosfat dalam tanaman adalah: dapat mempercepat pertumbuhan akar semai, mempercepat dan memperkuat pertumbuhan tanaman dewasa pada umumnya, meningkatkan produk buah dan memperkuat tubuh tanaman  sehingga tidak mudah rebah. Karena itu defisiensi unsur hara ini akan menimbulkan hambatan pada pertumbuhan sistem perakaran, daun, batang seperti daunnya berwarna hijau tua/ keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Tangkai daun kelihatan lancip. Pertumbuhan buah jelek.
3. Kekurangan Unsur Kalium ( K )
Defisiensi Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda, jadi agak berlainan dengan gejala-gejala karena difisiensi N dan P. Gejala yang terdapat pada daun terjadi secara setempat-setempat. Pada permulaannya tampak agak mengkerut dan kadang-kadang mengkilap dan selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun, pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor, berwarna coklat, sering pula bagian yang bercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati. Pada tanaman kentang gejala yang dapat dilihat pada daun yang mana terjadi pengkerutan dan peng-gulungan, warna daun hijau tua berubah menjadi kuning bertitik-titik coklat. Gejala yang terdapat pada batang yaitu batangnya lemah dan pendek-pendek sehinga tanaman tampak kerdil. Gejala yang tampak pada buah misalnya buah kelapa dan jeruk banyak yang berjatuhan sebelum masak, sedang masaknya buahpun berlangsung sangat lambat. Bagi tanaman yang berumbi menderita defisiensi K hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah.
4. Kekurangan Unsur Kalsium (Ca)
Defisiensi unsur Ca meyebabkan terhambatnya pertumbuhan sistem perakara, selain akar kurang sekali fungsinyapun demikian terhambat, gejala-gejalanya yang timbul tampak pada daun, dimana daun-daun muda selain berkeriput mengalami per-ubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis ( berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar diantara ujung tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati. Kuncup-kuncup yang telah tumbuh mati. Defisiensi unsur Ca menyebabkan pula pertumbuhan tanaman demi-kian lemah dan menderita. Hal ini dikarenakan pengaruh terkumpulnya zat-zat lain yang banyak pada sebagian dari jaringan-jaringannya. Keadaan yang tidak seimbang inilah yang menyebabkan lemah dan menderitanya tanaman tersebut atau dapat dikatakan karena distribusi zat-zat yang penting bagi pertumbuhan bagian yang lain terhambat ( tidak lancar).
5. Kekurangan Unsur Magnesium ( Mg )
Unsur Mg merupakan bagian pembentuk klorofil, oleh karena itu kekurangan Mg yang tersedia bagi tanaman akan menimbulkan gejala – gejala yang tampak pada bagian daun, terutama pada daun tua. Klorosis tampak pada diantara tulang-tulang daun, sedangkan tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian diantara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak kecoklatan. Daun-daun ini mudah terbakar oleh terik matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut. Defisiensi Mg menimbulkan pengaruh pula pada pertumbuhan biji, bagi tanaman yang banyak menghasilakn biji hendaknya diperhatikan pemupukannya dengan Mg SO4, MgCO3 dan Mg(OH)2.
6. Kekurangan Unsur Belerang ( S )
Defisiensi unsur S gejalanya klorosis terutama pada daun-daun muda, perubahan warna tidak berlangsung setempat-tempat, melainkan pada bagian daun selengkapnya, warna hijau makin pudar berubah menjadi hijau yang sangat muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya. Perubahan warna ini dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan ” Tea Yellows” atau ” Yellow Disease”

B. Gejala Kekurangan Unsur Hara Mikro
1. Kekurangan Unsur Besi ( Fe )
Defisiensi zat besi sesungguh-nya jarang sekali terjadi. Terjadinya gejala-gejala pada bagian tanaman terutama daun yang kemudian dinyatakan sebagai kekurangan tersedia-nya zat Fe ( besi ) adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe dengan zat kapur pada tanah yang berkelebihan kapur dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah – daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur. Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-tempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuningan-kuningan, sedang tulang-tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati. Selanjutnya pada tulang-tulang daun terjadi klorosis yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi warna kuning dan ada pula yang menjadi putih. Gejala selanjutnya yang paling hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda yang banyak yang menjadi kering dan berjatuhan. Tanaman kopi yang ditanam didaerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur, sering tampak gejala-gejala demikian.
2. Kekurangan Unsur Mangan (Mn)
Gejala-gejala dari defisiensi Mn pada tanaman adalah hampir sama dengan gejala defisiensi Fe pada tanaman. Pada daun-daun muda diantara tulang -tulang daun secara setempat-setempat terjadi klorosis, dari warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih. Akan tetapi tulang-tualng daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai ke bagian sisi-sisi dari tulang. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut mati, mengering ada kalanya yang terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi. Defisiensi ter-sedianya Mn akibatnya pada pembentukan biji-bijian kurang baik.

3. Kekurangan Unsur Borium ( B )
Walaupun unsur Borium sedikit saja diperlukan tanaman bagi pertumbuhannya tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya cukup serius, seperti:
* Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada permukaan daun bagian bawah, yang selanjutnya menjalar ke bagian tepi-tepinya. Jaringan-jaringan daun mati. Daun-daun baru yang masih kecil-kecil tidak dapat berkembang, sehingga per-tumbuhan selanjutnya kerdil. Kuncup-kuncup yang mati berwarna hitam/coklat.
* Pada bagian buah terjadi penggabusan, sedang pada tanaman yang menghasilkan umbi, umbinya kecil – kecil yang kadang-kadang penuh dengan lubang-lubang kecil berwarna hitam, demikian pula pada bagian akar-akarnya.
4. Kekurangan Unsur Tembaga ( Cu )
Defisiensi unsur tembaga akan menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut:
* Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna menjadi coklat dan ahkirnya mati.
* Pada bagian buah, buah-buah tanaman umumnya kecil-kecil berwarna coklat pada bagian dalamnya sering didapatkan sejenis perekat ( gum ).Gejala-gejala seperti terdapat pada tanaman penghasil buah-buahan ( yang kekurangan zat Cu ), seperti tanaman jeruk, apel, peer dan lain-lain.
5. Kekurangan Unsur Seng/Zinkum ( Zn)
Tidak tersediannya unsur Zn bagi pertumbuhan tanaman meyebabkan tanaman tersebut mengalami beberapa pen-yimpangan dalam per-tumbuhannya. Penyimpangan ini menimbulkan gejala-gejala yang dapat kita lihat pada bagian daun-daun yang tua:
*Bentuk lebih kecil dan sempit dari pada bentuk umumnya.
*Klorosis terjadi diantara tulang-tulang daun.
* Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-daun yang ada di bagian bawah menuju ke puncak.
6. Kekurangan Unsur Molibdenum (Mo)
Molibdenum atau sering pula disebut Molibdin tersedianya dalam tanah dalam bentuk MoS2 dan sangat dipengaruhi oleh pH, biasanya pada pH rendah tersedianya bagi tanaman akan kurang. Defisiensi unsur ini menyebab-kan beberapa gejala pada tanaman, antara lain per-tumbuhannya tidak normal, terutama pada sayur-sayuran. Secara umum daun-daunnya mengalami perubahan warna, kadang-kadang mengalami pengkerutan terlebih dahulu sebelum mengering dan mati. Mati pucuk ( die back ) bisa pula terjadi pada tanaman yang mengalami kekurangan unsur hara ini.
7. Kekurangan Unsur Si, Cl Dan Na
Unsur Si atau Silisium hanya diperlukan oleh tanaman, akan tetapi kekurangan unsur ini belum diketahui dengan jelas akibatnya bagi tanaman. Defisiensi unsur Cl atau Klorida dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang abnormal ( terutama pada tanaman sayur-sayuran), daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga.
Defisiensi unsur Na atau Natrium bagi pertumbuhan tanaman yang baru diketahui pengaruhnya yaitu meng-akibatkan resistensi tanaman akan merosot terutama pada musim kering. Tanpa Na tanaman dalam pertumbuhan-nya tidak dapat meningkatkan kandungan air ( banyak air yang dapat dipegang per unit berat kering ) pada jaringan daun. Gejala-gejala lainnya belum diketahui secara jelas.

GEJALA KEKURANGAN PADA KACANG TANAH (Mila Laras S. 11461)





Deskripsi
1. Morfologi
a. akar : berbintil, terdapat bakteri Rhizobium
b. batang : herba
c. daun : majemuk, menyirip, lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, berbulu, hijau

Gejala kekurangan:

-          Nitrogen (N)
kekurangan unsur N pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil, mula-mula daun menguning  dan mengering  lalu   daun akan rontok dimana daun yang menguning diawali dari daun bagian bawah, lalu disusul daun bagian atas.
didalam tubuh tanaman nitrogen bersifat dinamis sehingga jika terjadi kekurangan nitrogen pada bagian pucuk nitrogen yang tersimpan pada daun tua akan dipindahkan ke organ yang lebih muda, dengan demikian pada daun-daun yang lebih tua  gejala kekurangan nitrogen akan terlihat lebih awal.
-          Kalium (K2O)

kekurangan unsur hara ini pertumbuhan terhambat,  batang kurang kuat  dan mudah patah, biji buah menjadi kisut, daun mengerut/kriting timbul bercak-bercak coklat lalu kering dan mati.

-          Magnesium (Mg)
kekurangan magnesium dapat menghambat sintesis protein dan mengakibatkan daun menjadi pucat (klorosis).

-          Fosfor
kekurangan fosfor pada tanaman mengakibatkan pertumbuhan terhambat atau kerdil dan daun menjadi hijau tua, tanaman tidak menghasilkan bunga dan buah, jika sudah terlanjur berbuah ukuranya kecil, jelek dan cepat matang.

-          Seng (Zn)
Kekurangan seng dapat menyebabkan klorosis, ruas pada bagian pucuk lebih pendek, pembentukan bakal buah terhambat atau tanaman tdak dapat sama sekali berbuah, pembentukan warna kuning diantara tulang daun.kemudian diikuti kematian pada jaringan daun, ukuran menjadi lebih kecil, sempit dan menebal.

-          Clorida
kekurangan  Cl biasanya menimbulkan pertumbuhan akar yang tertekan, daun layu dan berwarna kuning.

Kunci Identifikasi Gejala Kekurangan Hara untuk Kedelai (Nura Dian Maharani 11416)



Gejala tanaman dapat digunakan untuk membedakan dan mengidentifikasi gangguan gizi tanaman. Gejala defisiensi bervariasi dengan berbagai gizi, kondisi tumbuh, dan umur tanaman. Gejala serupa mungkin disebabkan oleh abiotik lain atau cekaman biotik. Mengunakan kunci berikut untuk membantu mengidentifikasi gangguan gizi diamati pada kedelai.
A1
Gejala yang muncul pertama atau yang lebih parah pada dan / atau meluas ke seluruh daun yang lebih tua.  Pilih B1 atau B2
 B1. Gejala yang seragam di seluruh daun. Pergi ke D ►
B2. Gejala terlokalisasi pada daun. Pergi ke E ►
A2
Gejala muncul pertama atau yang lebih parah pada daun muda. Pilih C1 atau C2 ►

C1
Pucat hijau untuk tanaman kuning, seringkali dengan nekrosis cokelat atau perunggu pucat. Pergi ke ► F

C2
Hijau gelap untuk daun hijau kebiruan, sering dengan interveinal, lesi kecil; kedelai mungkin memiliki klorosis marjinal.
Kekurangan Phospor (P)

D1
tanaman hijau pucat, kuning pucat mengarah ke daun yang lebih coklat tua, vena yang tidak menonjol.
Kekurangan Nitrogen (N)
D2
Tanaman hijau pucat, bintik-bintik interveinal (atau klorosis interveinal di drybean) daun yang lebih tua menyebabkan nekrosis perunggu; urat hijau
Kekurangan Seng (Zn)
E1
Tanaman hijau dengan klorosis sepanjang tepi daun - yang mengarah ke nekrosis interveinal coklat kedelai; vena tetap hijau.
Kekurangan Kalium (K) 
E2
Tanaman hijau pucat dengan bintik-bintik kuning pucat interveinal daun diikuti oleh nekrosis interveinal - atau nekrosis sepanjang bawah pembuluh darah utama di drybean.
Kekurangan Magnesium (Mg) 
F1
Gejala klorosis interveinal menonjol atau nekrosis; vena yang menonjol lebih panjang dari daun.
Kekurangan Besi (Fe)
F2
daun kuning pucat dengan bercak-bercak klorosis interveinal menyebabkan nekrosis coklat gelap.
Kekurangan Mangan (Mn) 
F3
nekrosis hijau pucat- lembaran kuning tanpa vena menonjol
Kekurangan Sulfur (S)

Sabtu, 16 Oktober 2010

DETERMINASI KEKAHATAN HARA PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa) (Mardiana Agustin 11462)



Defisiensi
Unsur Hara
Gejala Kekahatan Hara pada Bagian Tanaman
Akar
Batang
Daun
Bulir atau Malai





















MAKRO
Nitrogen (N)

Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil.
Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat mati. Jaringan daun mati menyebabkan daun menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.
Perkembangan bulir tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya.
Phospor (P)
Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran.
Cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.
Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua / keabu-abuan, mengkilap (sumber lain menyebutkan : daun sempit, daun berwarna kemerahan atau keunguan), sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati.
Pembentukan biji berkurang. Bulirnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas matang.
Kalium (K)
Pertumbuhan akar biasanya sangat terbatas, ujung akar akan tumbuh kurus dan pendek, dan akar selalu cenderung berwarna gelam dan hitam. Akar-akar cabang dan akar rambat sangat kurus dan selalu memperlihatkan gejala pembusukan akar.
Batang tumbuh pendek dan kurus, dan kebanyakan varietas padi yang kekurangan Kalium lebih mudah rebah.

Berwarna hijau gelap dengan banyaknya bintik-bintik yang warnanya menyerupai karat. Bintik-bintik itu pertama-tama muncul pada bagian atas daun yang sudah tua, ujung daun dan tepi daun menjadi seperti terbakar (necrotic), berwarna coklat kemerahan atau coklat kuning. Daun-daun tua, khususnya di tengah hari akan terkulai dan daun-daun muda menggulung ke arah atas dan memperlihatkan gejala-gejala kekurangan air.
Pertumbuhannya akan pendek dan umumnya mempunyai persentase kehampaan bulir yang tinggi. Jumlah bulir yang berisi untuk setiap helai akan rendah, bulir-bulir padi akan berukuran kecil dan tidak teratur bentuknya, mutu dan berat 1.000 bulir akan berkurang, persentase bulir-bulir yang tidak berkembang dan tidak dewasa bertambah.
Kalsium (Ca)
Pertumbuhan sistem perakaran terhambat, kurang sempurna malah sering salah bentuk.

Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita.
Pucuk daun agak putih, menggulung, keriting atau salah bentuk. Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati.

Magnesium (Mg)


Daun agak bergelombang dan melengkung ke bawah. Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun tetap berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan.
Daya tumbuh biji kurang / lemah, kalau ia tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali.

Belerang (S)

Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman berserat, dan berdiameter kecil. Jumlah anakan terbatas.

Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau.





























MIKRO
Besi (Fe)

Pertumbuhan tanaman seolah terhenti dan akhirnya mati mulai dari pucuk.
Pada daun muda, mula-mula secara setempat-setempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati. Selanjutnya pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi kuning dan ada pula yang menjadi putih. Gejala selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda banyak yang menjadi kering dan berjatuhan / tanaman kerdil.

Mangan (Mn)

Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil.

Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempat-setempat terjadi klorosis dari warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih. Tulang-tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi dari tulang. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut mati, mengering, ada kalanya yang terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi.
Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek).

Tembaga / Cuprum (Cu)


Batang berwarna coklat dan mati. Ranting-rantingnya berubah warna pula menjadi coklat dan mati pula.
Daun-daun yang masih muda tampak layu,berwarna kuning, kerdil dan kemudian mati (die back). Daun lemah, layu dan pucuk mengering serta batang dan tangkai daun lemah. Ujung daun secara tidak merata sering ditemukan layu, malah kadang-kadang klorosis, sekalipun jaringan-jaringannya tidak ada yang mati, serta daun pucuk tidak mampu membuka.

Seng / Zincum (Zn)

Tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek.

Bentuknya lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya. Klorosis terjadi di antara tulang-tulang daun. Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-daun yang ada di bagian bawah menuju ke puncak. Pada padi sawah gejala terlihat 2 - 4 minggu setelah tanam, yaitu adanya pemutihan di bagian tengah daun. Kekurangan yang parah menyebabkan daun tidak mau terbuka.
Masak terlambat
Molibden (Mo)

Pertumbuhan tanaman tidak normal (menghambat pertumbuhan tanaman).
Secara umum daun-daun mengalami perubahan, kadang-kadang mengalami pengkerutan terlebih dahulu sebelum mengering dan mati. Pertama-tama daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit kemudian daun menjadi pucat dan mati. Mati pucuk (die back) biasa pula terjadi pada tanaman yang kekurangan unsur hara Mo.

Borium (Bo)



Daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada permukaan daun bawah yang selanjutnya menjalar kebagian tepi-tepinya, jaringan daun mati. Daun yang baru muncul tumbuh kerdil, kuncup-kuncup mati dan berwarna kehitaman atau coklat.

Klorida (Cl)
Pola percabangan akar abnormal.


Pertumbuhan daun yang kurang normal, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga
Gejala wilting (daun lemah dan layu). Warna keemasan (bronzing) pada daun.

Boron (B)

Pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar).
Mati pucuk (die back). Mobilitas rendah.

Buah yang sedang berkembang sangat rentan, mudah terserang penyakit.