Tampilkan postingan dengan label defisiensi unsur hortikultura. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label defisiensi unsur hortikultura. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Oktober 2010

Kekahatan Hara Pada tanaman jeruk (Ilham Darmawan 11533)


A. Arti Penting Pemupukan 
Budidaya tanaman cenderung menyebabkan kemunduran lahan jika tidak diimbangi dengan pemupukan yang memadai. Kemunduran lahan tersebut antara lain disebabkan oleh semakin menurunya kesuburan, kerusakan sifat fisik dan biologis, serta menipisnya ketebalan tanah. Berkurang keseuburan terjadi karena tanah kehilangan  unsur hara dari daerah perakaran melalui panen, pencucian, erosi, dan denitrifikasi. Kerusakan sifat-sifat fisik dan biologis tanah antara lain berupa rusaknya agregat tanah, berkurangnya kemantapan struktur, berkurangnya kadar bahan organik, serta berkurangnya jumlah dan aktivitas mikroorganime yang hidup di dalam tanah. Sementara itu, berkurang-nya ketebalan tanah terjadi karena erosi. Upaya peningkatan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan pemberian pupuk.
Pemupukan bertujuan  menambah unsur hara tertentu di dalam tanah yang tidak cukup bagi kebutuhan tanaman. Terdapat kecenderungan peningkatan jumlah (dosis) dan jenis (macam unsur hara) pupuk yang harus diberikan seiring dengan semakin lamanya budidaya tanaman pada sebidang lahan.
Pemupukan sebaiknya dilakukan berdasarkan asas keseimbangan. Pem-berian pupuk yang mengandung unsur hara tertentu secara berlebihan akan mengganggu penyerapan unsur hara lainnya. Hasil maksimal dari suatu upaya pemupukan akan diperoleh jika dilakukan dengan tepat meliputi dosis, jenis, waktu, dan cara pemberiannya.
B. Metode Penentuan Kebutuhan Unsur Hara
Menentukan kebutuhan pupuk bagai tanaman jeruk tidak akan menghasilkan jumlah yang pasti, tetapi dengan metode yang benar kebutuhan ril tanaman dapat didekati. Pendekatan kebutuhan unsur hara ini akan lebih bersifat sementara jika dikaitkan dengan nilai ekonomi. Disam-ping itu, kebutuhan unsur hara dengan sasaran hasil fisik belum tentu sama dengan kebutuhan unsur hara dengan sasaran hasil ekonomi. Meskipun demi-kian, biasanya kebutuhan unsur hara dengan sasaran hasil fisik yang didahu-lukan, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan untuk mencari nilai ekonomi tinggi.
Kebutuhan pupuk yang rasional umumnya dipasarkan pada (1) Jenis tanaman dan produksi yang ingin dicapai dimana setiap produksi memerlukan tingkat pemupukan yang berbeda, (2) Ketersediaan hara yang dari dalam tanah. Setiap tanah dapat mensuplai kebutuhan hara yang berbeda-beda, sehingga jumlah tambahan berbeda-beda, (3) Jenis pupuk yang digunakan, Jenis ini mencerminkan kandungan hara dan kemudahan melarut, (4) Efisiensi pemupukan, mencerminkan mobilitas hara dalam tanah, dan (5) Waktu pemupukan, mencerminkan perkembangan tanaman, kecepatan penyerapan hara (Rachhim, 1996).
Secara garis besar terdapat lima metode pendekatan untuk mengetahui kebutuhan unsur hara tanaman, yaitu berdasarkan gejala visual kekahatan, berdasarkan hasil percobaan pemupukan, berdasarkan macam dan jumlah unsur hara yang terangkut keluar dari lahan, berdasarkan ketersediaan hara di dalam tanah (hasil analisis tanah), serta berdasarkan tingkat penyerapan unsur hara oleh tanaman (hasil analisis jaringan tanaman).

1. Berdasarkan Gejala Visual Kekahatan 
Pemupukan yang dilakukan berdasarkan adanya gejala kekahatan ta-naman bersifat kualitatif dan penentuan jumlahnya bersifat kira-kira, keculai sudah hasil percobaan sebelumnya. Metode ini dengan cepat dapat dilakukan segera setelah timbulnya gejala. Keseimbang-an hara merupakanfaktor penting dalam menggambarkan gejala kahat, karena kekahatan dapat disebabkan oleh lebih dari satu unsur hara tertentu.
- Kahat hara yang terlihat pada daun muda misalnya B, Cu, Ca, Zn, Mn, dan Fe.
- Gejala pada daun tua atau muda, misalnya N dan S.
- Gejala pada daun tua misalnya Mg, K, Mo.
Gejala kahat seringkali pada awalnya hanya pada beberapa pohon atau hanya pada cabang-cabang tertentu dapat menjadi masalah pada masa-masa selanjutnya. Berikut ini diuraikan secara singkat gejala-gejala kekahatan dan keracunan hara pada tanaman jeruk (Wutscher dan Smith, 1996).
Kahat N 
Gejala 
- Ditunjukkan dalam banyak hal. Pada tanaman yang mengalami kahat lanjut, N ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda, umur daun lebih singkat dari 1 : 3 tahun menjadi 6 bulan.
- Gejala lain daun menguning, hijau tua.
- Jeruk membutuhkan N 2,5 - 3 % untuk pertumbuhan daun.
- Kebutuhan pupuk N adalah 110 - 325 kg/ha
Kahat fosfor
Gejala  :
- Kemunduran pertumbuhan dan hasil, daun mengecil, warna daun seperti perunggu dan gugur lebih cepat, kulit buah kasar, tebal, warna lebih tua, tidak berair, rasanya sangat asam .
- Kahat P sering terjadi pada tanah-tua yang tua, tanah berpasir, dan gambut.
- Pada tanah-tanah berat P harus dimasukkan ke zone perakaran.
Kahat Kalium 
- Berfungsi sebagai buffer anion dan stabilitas pH.
- Gejala kahat terjadi jika K daun <0,3 - 0,4 %.
- Gejala awal daun kaku.
- Pertumbuhan tanaman lambat dan mati cabang.
- Daun mengecil berwarna kekuningan terus berwarna perunggu pada 1/2 bagian luar daun.
- Gejala selanjutnya ujung daun berwarna coklat seperti terbakar (hangus).
- Kulit buah kasar dan tebal, warnanya hijau tua dan rasanya sangat asam, dan ukurannya lebih kecil.
- K bersifat antagonis terhadap Mg, Ca, NH3 - N. 
- Kebutuhan K 110-300 kg K2O/ha.
Kahat Kalsium 
- Tanaman kerdil, perakaran tanaman berkurang, mati cabang, gejala kekuningan di antara tulang daun. 
Kahat Magnesium
-  Gejala kahat pada daun tua < 0,2%, warna daun seperti perunggu dan kuning.
Beberapa kelemahan yang terdapat pada metode gejala kahat ini adalah :
- Gejala kahat hara ada yang mempunyai gejala yang mirip dengan gejala penyakit tertentu misalnya kahat Zn mirip gejala penyakit CVPD.
- Jika terjadi kahat lebih dari unsur, gejala yang timbul biasanyasusah dikenal, kecuali dengan analisis jaringan tanaman.
- Pemberian pupuk yang didasarkan pada gejala kahat relatif sudah terlambat.
- Jumlah unsur hara yang diperlukan belum dapat ditentukan.
Tabel 2. Kriteria kecukupan hara jeruk berdasarkan konsentrasinya dalam daun 
Unsur hara
Konsentrasi kritis dalam daun
Kahat
Optimum
Berlebih
Hara makro (%)



Nitrogen (N)
< 2.4
2.4-2.6
> 3.0
Fosfor (P)
< 0.10
0.14-0.16
> 0.25
Kalium (K)
< 0.7
0.9-1.2
> 1.7
Kalsium (Ca)
< 2.5
3.0-6.0
> 7.0
Magnesium (Mg)
< 0.16
0.25-6.0
> 1.2
Sulfur (S)
< 0.14
0.2-0.4
> 0.5
Natrium (Na)
-
< 0.16
> 0.25
Klor (Cl)
-
< 0.3
> 0.7
Hara mikro (ppm)



Mangan (Mn)
< 16
25-200
> 300
Besi (Fe)
< 36
60-120
> 200
Seng (Zn)
< 16
25-100
> 300
Tembaga (Cu)
< 3.6
5-10
> 15
Boron (B)
< 15
30-100
> 250
Sumber : Anonim (2004) 
Tabel 3. Takaran pupuk pada tanaman jeruk 
Umur Tanaman (tahun) 
Urea (g/ph)
TSP (g/ph)
ZK (g/ph)
Pupuk kandang (kg/ph)
1
 250
25
100 
20 
2
400
50
200
40
3
600
75
300
60
4
800
100
400
80
5
1000
125
500
100
6
1200
150
600
120
7
1400
175
700
140
8
1600
200
800
160
9
1600-2000
200
800
200
Sumber (Puslitbanghort (2003)

Minggu, 17 Oktober 2010

KUNCI DETERMINASI KEKAHATAN HARA PADA TANAMAN JERUK (Nur Erwin Aditya 11532)


Kekurangan Unsur N

1.       1. Daun menguning dan berguguran
2.       2. Buah kerdil dan rasanya tidak enak
3.       3. Ranting pendek dan tumbuh berkelok

Kekurangan Unsur  P
1.       1. Daun kecil, tumbuh tegak dan berwarna perunggu
2.       2. Ranting banyak yang mati
3.       3. Buah sedikit, kecil, kulitnya tebal, warnanya tua, dan rasanya sangat masam
 
Kekurangan Unsur K
1.       1. Buah kerdil
2.       2. Daun menebal dan mengerut, berwarna kuning sampai keabu-abuan.

Kekurangan Unsur Ca
1.       1. Tulang daun menguning
2.       2. Daun mudah rontok
3.       3. Tunas baru cepat mati

Kekurangan Unsur S
1.       1. Daun muda kerdil dan menguning
2.       2. Tunas muda lekas menguning
3.       3. Buah besar namun berukuran tidak normal
4.       4. Kulit buah tebal  namun daging buah kering

Kekurangan Unsur Mg
1.       1. Tulang daun menguning

Kekurangan Unsur Fe
1.       1. Tanaman menjadi kerdil
2.       2. Pertumbuhan tanaman berhenti sama sekali

Kekurangan Unsur Cu
1.       1. Daun kasar dan berwarna hijau tua
2.       2. Ranting baru tumbuh melengkung
3.       3. Di dalam kulit kayu terdapat kantong berisi getah

Kekurangan Unsur Zn
1.       1.Warna daun menjadi putih kekuningan

Kekurangan Unsur Mn
1.       1. Warna antara tulang daun menjadi keputihan

Kekurangan Unsur Bo
1.       1. Daun pecah
2.       2. Terjadi pembentukan callus pada pokok tulang daun
3.       3. Buah kecil, tidak normal, bergetah, dan warna hijau tidak meratad

Sabtu, 16 Oktober 2010

Kekurangan Unsur Hara pada Tanaman Buah Naga (maulida masruroh 11530)


Gejala
Defisiensi
Pertumbuhan batang dan cabang kecil dan ramping, pertumbuhannya lambat dan panjang cabang atau batang tidak seimbang dengan ukuran diameternya. Warna kulit menjadi pucat hijau kekuningan dan semakin lama terlihat kusam dan mongering.
Kekurangan Nitrogen (N)
Batang atau cabang akan berwarna merah keunguan dan semakin lama berubah menjadi cokelat kekuningan. Bentuk buah menjadi tidak normal yaitu berukuran kecil, jelek dan cepat tua.
Kekurangan Fosfor (P)
Tanaman buah naga terlihat lemah atau lembek seperti mengandung banyak air, berwarna hijau terang dan mudah melengkung atau bengkok.
Kekurangan Kalium (K)
Batang atau cabang berwarna hijau tidak merata dan pada cabang atau batang muda terlihat cepat mengering.
Kekurangan Kalisium (Ca)
Tanaman berwarna hijau pucat dan mengering, biasanya terdapat bintik-bintik putih dan bergeripis.
Kekurangan Magnesium (Mg)
Tanaman terhambat pertumbuhan cabang atau batangnya, meskipun masih bisa tumbuh tetapi akan menjadi kerdil dan terhenti pertumbuhannya.
Kekurangan Mangan (Mn)
Cabang atau batang rapuh dan mudah patah, berwarna hijau muda pada tepi cabang.
Kekurangan Besi (Fe)
Buah menjadi kecil dan kulitnya mengeras
Kekurangan Tembaga (Cu)
Cabang menjadi pendek dan beruas pendek, tampak bintik-bintik yang akhirnya berlubang.
Kekuranga Seng (Zn)
Buah kerdil dan bentuknya tidak normal, batang atau cabang akan berwarna coklat kehitaman.
Kekurangan Boron (B)
Batang atau cabang buah naga muda terlihat menguning dan semakin cokelat kemudian mongering.
Kekurangan Molibdenum (Mo)

Oleh : Maulida Masruroh (11530)

Defisiensi Unsur Pada Tanaman Brokoli (Friztya Basma Yusa 11468)



Ciri – ciritanaman broccoli yang kekuranganunsurhara (N)
-          Pembentukankrobmenjadikecil
-          Dalamkeadaankekurangan yang parah, daunmenjadikering, dimulaidaribagianbawahteruskebagianatas.
-          Sensitive terhadappenyakitbercakdaun (altenariapori)
Ciri – ciritanaman broccoli yang kekuranganunsurhara (K),
-MudahterserangpenyakitakarGada – Bakteri
-Terhambatnyapembentukankrop
-SensitifpenyakitAltenaria Pori (bercakdaun)
Ciri – ciritanaman broccoli yang kekuranganunsurhara (Ca),
- Bungamudahrontok
- Terhambatnyapembentukankropnya
- Sensiitfterhadappenyakit-penyakitcacardaun
Ciri – ciritanaman broccoli yang kekuranganunsurhara (Mg):
-          MudahterserangpenyakitakarGada – Bakteri
-          Terhambatnyapembentukankrop
-          SensitifpenyakitAltenaria Pori (bercakdaun)
Ciri – ciritanaman broccoli yang kekuranganunsurhara (B) :
-          MudahterserangpenyakitakarGada – Bakteri
-          Terhambatnyapembentukankrop
-          SensitifpenyakitAltenaria Pori (bercakdaun)
Ciri – ciritanaman broccoli yang kekuranganunsurhara (Ca):
-          Tumbuhansusahtegak dah mudahjatuh
-          Bentukbungakecil
-          Batangdantangkaikecil
-          Pertumbuhanterganggudantanamanlebih kecil.

Defisiensi unsur hara pada Melon (quiko andreas 11508)

 Defisiensi Unsur Mangan

Unsur Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim. Dalam keadaan tanah yang normal unsur Mg akan tersedia secara cukup. Tanah yang memiliki pH rendah bersifat asam akan menyebabkan unsur ini bersifat racun bagi
tanaman. Sebaliknya pada tanah basa, justru unsur ini tidak tersedia. Sedangkan Magnesium (Mg) dibutuhkan tanaman untuk klorofil, pembentukan asam amino dan vitamin serta penting bagi pembentukan lemak dan gula serta membantu perkecambahan. Kelebihan maupun kekurangan unsur bagi tanaman tentu saja tidak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan. Gejala defisiensi unsur magnesium ditandai dengan adanya penguningan pada daun-daun.

Gejala yang dapat terlihat saat tanaman melon terkena keracunan Mn adalah ditandai dengan adanya bintik-bintik klorosis pada permukaan daun lebih tua yang menghadap tangkai. Sedangkan gejala defisiensi unsur Magnesium ditandai dengan adanya penguningan pada daun daun, yang kemudian dikuti dengan nekrosis dan berubahnya warna menjadi coklat pada jaringan tanaman. Namun yang pasti tanaman melon lebih peka terhadap keduanya baik keracunan Mangan (Mn) maupun kekurangan Mg.Adanya kerusakan tanaman akibat hal itu telah sering dialami para petani sayuran khususnya yang ingin menanam melon maupun semangka. Memang pada sudah berumur dewasa apalagi memasuki fase generatif, barulah gejala tersebut muncul.


2.      Defisiensi Unsur boron
Gejala yang dapat terlihat pada tanaman melon, tanaman tumbuh kerdil dengan ruas yang pendek, batang tanaman mudah patah, dan bila pada batang terdapat retakan akan tampak mengeluarkan lender kekuninagn.Apabila gejala defisiensi Boron terus berlanjut sampai dewasa bila bebuah,bentuk buahnya tidak akan baik. Pengendalian yang dapat dilakukan dengan penyemprotan dengan mengunakan pupuk daun mengandung unsure mikro Boron seperti multimikro(B 0,3%).Cara lain yang dilakukan dengan menggunakan pupuk Borate dengan dosis 2 gram tiap tanaman.
3.      Defisiensi Unsur Kalium
Gejala yang dapat terlihat pada tanaman melon, bagian tepi daun mengalami perubahan warna dari hijau berubah menjadi kuning dan menjadi kecoklatan,salah satu bagian tepi daun membentuk gerigi.tanamn melon yang kekurangan Kalium akan menghasilkan buah yang kurang manis,daya tahan terhadap hama menurun dan tidak tahan terhadap kekeringan. Pengendalian terhadap kekurangan kalium pada tanaman melon dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk yang mengandung unsur Kalium tinggi seperti complesal merah dengan dosis 2 gram per/liter air.