Senin, 18 Oktober 2010

GEJALA KEKURANGAN UNSUR HARA MAKRO DAN MIKRO PADA TANAMAN ROSELLA (Aditya Manggala P 11473)





Kekurangan nitrogen (N):
Nitirogen merupakan unsur mobil didalam tanaman, oleh karena itu gejala kekurangannya akan dimulai pada daun-daun yang lebih tua.  Gejalanya berupa menguningnya daun. Kadang-kadang disertai dengan berubahnya warna daun menjadi kemerahan sebagai akibat terbentuknya "anthocyanin".

Kekurangan fosfor (P):
Kekurangan fosfor akan memicu rontoknya daun.  Sebelumnya daun menunjukkan gejala muculnya warna kemerahan atau keunguan sebagai akibat pembentukan anthocyanin.

Kekurangan kalium (K):
Ditandai dengan munculnya bercak-bercak kuning pada daun, diikuti dengan mati/"mengeringnya" ujung dan pinggiran daun.  Kejadian ini dimulai dari bagian tanaman yang lebih tua.

Kekurangan kalsium (Ca):
Kekurangan kalsium menyebabkan terjadinya kerusakan sel-sel apikal pada tunas dan daun.  Hal ini menyebabkan tunas dan daun mati. Keadaan ini sering diawali dengan matinya ("mengeringnya") pinggiran daun muda.

Kekurangan magnesium (Mg):
Ditunjukkan oleh muculnya bercak-bercak berwarna kuning pada daun.  Dimulai pada daun-daun yang lebih tua kemudian diikuti pada daun-daun lebih  muda.

Kekurangan besi (Fe):
Kekurangan besi ditunjukkan oleh menguningnya daun yang dimulai dari ujung daun. Daun menjadi sangat mudah patah dan transparan sebelum terlepas. Hygrophylla sp, dan tanaman air lain dengan pertumbuhan cepat, pada kondisi kekuerangan Fe, akan menunjukkan gejala ini terlebih dahulu dibandingkan tanaman lain.

Kekurangan mangan (Mn):
Kekurangan mangan ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun.  Sedangkan tulang daun itu sendiir tetap berwarna hijau.  Bagian yang menguning tersebut akan mati dan meninggalkan lubang-lubang berbentuk memanjang.  Kekurangan Mn sering terjadi sebagai akibat pemupukan Fe berlebihan sehingga menyebabkan Mn menjadi tidak tersedia.

Kekurangan belerang (S):
Kekurangan belerang ditandai dengan menguningnya daun.  Diawali dengan daun-daun muda terlebih dahulu. Kada-kadang disertai juga dengan memerahnya daun.

Kekurangan tembaga (Cu)
Ujung daun mati dan pinggirannya layu.  (Kelebihan Cu dapat membunuh berbagai tanaman, seperti Vallisneria, Ludwigia, Sagitaria, dll )

Kekurangan seng (Zn)
Menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun, pada pinggiran dan pada ujung daun tua.

Kekurangan boron (B)
Titik tumbuh mati.  Tanaman selanjutnya akan membentuk tunas samping, yang kemudian akan mati pula dengan cepat.

Kekurangan molibdenum (Mo)
Bintik-bintik kuning diantara tulang daur pada daun lebih tua terlebih dahulu. Diikuiti dengan terbentuknya warna coklat pada pinggiran daun.    

Kekurangan karbondioksida (CO2)
Daun tumbuh kecil-kecil, pertumbuhan lambat, dan munculnya deposit kasar keputihan pada permukaan daun sebagai akibat proses dekalsifikasi biogenik.


Gejala Kekurangan Unsur Hara (Imran Widyantara 11475)


NO
Unsur
Sumber
Fungsi
Gejala kekurangan
1
Nitrogen (N)
Urea (CO(NH2)2) dan pupuk Za ((NH4)2SO4)
Member warna hijau pada daun dan membantu perkembang biakan vegetatif
Daun menguning
2
Fosfor (P)
Pupuk kandang dan pupuk TSP (Ca(H2PO4)2)
Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda.

Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji.
 Kemunduran pertumbuhan dan hasil, daun mengecil, warna daun seperti perunggu dan gugur lebih cepat, kulit buah kasar, tebal, warna lebih tua, tidak berair, rasanya sangat asam .
Unsure P sering terjadi pada tanah-tua yang tua, tanah berpasir, dan gambut.

3
Kalium (K)
Pupuk KCL
Berfungsi sebagai buffer anion dan stabilitas pH.
Pertumbuhan tanaman lambat dan mati cabang.
-Daun mengecil berwarna kekuningan terus berwarna perunggu pada 1/2 bagian luar daun.

4
Kalsium (Ca)
kapur dolomite (CaCO3MgCO3)
Merangsang pembentukan bulu-bulu akar.
Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman.
Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji
meyebabkan terhambatnya pertumbuhan sistem perakara, selain akar kurang sekali fungsinyapun demikian terhambat, gejala-gejalanya yang timbul tampak pada daun, dimana daun-daun muda selain berkeriput mengalami per-ubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis ( berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar diantara ujung tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati. 
5
Magnesium (Mg)
kapur dolomite (CaCO3MgCO3)
Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil.
Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida.
Berperan dalam pembentukan buah.
kekurangan Mg yang tersedia bagi tanaman akan menimbulkan gejala – gejala yang tampak pada bagian daun, terutama pada daun tua. Klorosis tampak pada diantara tulang-tulang daun, sedangkan tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. 
6
Sulfur (S)
Pupuk ZA
Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar.
Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein, methionin serta thiamine.
Membantu pertumbuhan anakan produktif.
efisiensi unsur S gejalanya klorosis terutama pada daun-daun muda, perubahan warna tidak berlangsung setempat-tempat, melainkan pada bagian daun selengkapnya, warna hijau makin pudar berubah menjadi hijau yang sangat muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya.
7
Natrium (Na)
Batuan volkan intermedier dan ultra basis
Natrium dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman apabila tanaman yang dimaksud menunjukkan gejala kekurangan Kalium (K).
Natrium dalam proses fisiologi dengan K, yaitu menghalangi atau mencegah pengambilan/penyerapan K yang berlebihan.
resistensi tanaman akan merosot terutama pada musim kering. Tanpa Na tanaman dalam pertumbuhan-nya tidak dapat meningkatkan kandungan air ( banyak air yang dapat dipegang per unit berat kering ) pada jaringan daun. 
8
Klor (Cl)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cl -
Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman.

pertumbuhan daun yang kurang abnormal ( terutama pada tanaman sayur-sayuran), daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga. 
9
Mangan (Mn)
Batuan mineral Pyroluste Mn O2
Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3
Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3
Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C.
Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua.
Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim.
Pada daun-daun muda diantara tulang -tulang daun secara setempat-setempat terjadi klorosis, dari warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih. Akan tetapi tulang-tualng daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai ke bagian sisi-sisi dari tulang.
10
Besi (Fe)
Batuan mineral Khlorite dan Biotit.
Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.
Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil).
Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein.
Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan Cytohrom oxidase.
Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-tempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuningan-kuningan, sedang tulang-tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati. 
11
Seng (Zn)
Sulfida Zn S
Calamine Zn CO3
Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan.
Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis.
Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah.
Bentuk lebih kecil dan sempit dari pada bentuk umumnya.

Klorosis terjadi diantara tulang-tulang daun.
12
Tembaga (Cu)
Pupuk kimia
Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A. dehidrosenam.
Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil).
Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna menjadi coklat dan ahkirnya mati.
13
Boron (B)
Datolix Ca (OH)2 BoSiO4. Borax Na2 Bo4 O2. 10H2O

Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman.
Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan.
Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar
Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada permukaan daun bagian bawah, yang selanjutnya menjalar ke bagian tepi-tepinya. Jaringan-jaringan daun mati. Daun-daun baru yang masih kecil-kecil tidak dapat berkembang, sehingga per-tumbuhan selanjutnya kerdil. Kuncup-kuncup yang mati berwarna hitam/coklat.

Fitrah Annisaa 11529








GEJALA TANAMAN KEKURANGAN MANGAN (TRI MARSIWI 11443)

Kunci determinasi : Kekurangan Mangan,Menguning,Berlubang,Mati.

Kekahatan Hara Pada tanaman jeruk (Ilham Darmawan 11533)


A. Arti Penting Pemupukan 
Budidaya tanaman cenderung menyebabkan kemunduran lahan jika tidak diimbangi dengan pemupukan yang memadai. Kemunduran lahan tersebut antara lain disebabkan oleh semakin menurunya kesuburan, kerusakan sifat fisik dan biologis, serta menipisnya ketebalan tanah. Berkurang keseuburan terjadi karena tanah kehilangan  unsur hara dari daerah perakaran melalui panen, pencucian, erosi, dan denitrifikasi. Kerusakan sifat-sifat fisik dan biologis tanah antara lain berupa rusaknya agregat tanah, berkurangnya kemantapan struktur, berkurangnya kadar bahan organik, serta berkurangnya jumlah dan aktivitas mikroorganime yang hidup di dalam tanah. Sementara itu, berkurang-nya ketebalan tanah terjadi karena erosi. Upaya peningkatan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan pemberian pupuk.
Pemupukan bertujuan  menambah unsur hara tertentu di dalam tanah yang tidak cukup bagi kebutuhan tanaman. Terdapat kecenderungan peningkatan jumlah (dosis) dan jenis (macam unsur hara) pupuk yang harus diberikan seiring dengan semakin lamanya budidaya tanaman pada sebidang lahan.
Pemupukan sebaiknya dilakukan berdasarkan asas keseimbangan. Pem-berian pupuk yang mengandung unsur hara tertentu secara berlebihan akan mengganggu penyerapan unsur hara lainnya. Hasil maksimal dari suatu upaya pemupukan akan diperoleh jika dilakukan dengan tepat meliputi dosis, jenis, waktu, dan cara pemberiannya.
B. Metode Penentuan Kebutuhan Unsur Hara
Menentukan kebutuhan pupuk bagai tanaman jeruk tidak akan menghasilkan jumlah yang pasti, tetapi dengan metode yang benar kebutuhan ril tanaman dapat didekati. Pendekatan kebutuhan unsur hara ini akan lebih bersifat sementara jika dikaitkan dengan nilai ekonomi. Disam-ping itu, kebutuhan unsur hara dengan sasaran hasil fisik belum tentu sama dengan kebutuhan unsur hara dengan sasaran hasil ekonomi. Meskipun demi-kian, biasanya kebutuhan unsur hara dengan sasaran hasil fisik yang didahu-lukan, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan untuk mencari nilai ekonomi tinggi.
Kebutuhan pupuk yang rasional umumnya dipasarkan pada (1) Jenis tanaman dan produksi yang ingin dicapai dimana setiap produksi memerlukan tingkat pemupukan yang berbeda, (2) Ketersediaan hara yang dari dalam tanah. Setiap tanah dapat mensuplai kebutuhan hara yang berbeda-beda, sehingga jumlah tambahan berbeda-beda, (3) Jenis pupuk yang digunakan, Jenis ini mencerminkan kandungan hara dan kemudahan melarut, (4) Efisiensi pemupukan, mencerminkan mobilitas hara dalam tanah, dan (5) Waktu pemupukan, mencerminkan perkembangan tanaman, kecepatan penyerapan hara (Rachhim, 1996).
Secara garis besar terdapat lima metode pendekatan untuk mengetahui kebutuhan unsur hara tanaman, yaitu berdasarkan gejala visual kekahatan, berdasarkan hasil percobaan pemupukan, berdasarkan macam dan jumlah unsur hara yang terangkut keluar dari lahan, berdasarkan ketersediaan hara di dalam tanah (hasil analisis tanah), serta berdasarkan tingkat penyerapan unsur hara oleh tanaman (hasil analisis jaringan tanaman).

1. Berdasarkan Gejala Visual Kekahatan 
Pemupukan yang dilakukan berdasarkan adanya gejala kekahatan ta-naman bersifat kualitatif dan penentuan jumlahnya bersifat kira-kira, keculai sudah hasil percobaan sebelumnya. Metode ini dengan cepat dapat dilakukan segera setelah timbulnya gejala. Keseimbang-an hara merupakanfaktor penting dalam menggambarkan gejala kahat, karena kekahatan dapat disebabkan oleh lebih dari satu unsur hara tertentu.
- Kahat hara yang terlihat pada daun muda misalnya B, Cu, Ca, Zn, Mn, dan Fe.
- Gejala pada daun tua atau muda, misalnya N dan S.
- Gejala pada daun tua misalnya Mg, K, Mo.
Gejala kahat seringkali pada awalnya hanya pada beberapa pohon atau hanya pada cabang-cabang tertentu dapat menjadi masalah pada masa-masa selanjutnya. Berikut ini diuraikan secara singkat gejala-gejala kekahatan dan keracunan hara pada tanaman jeruk (Wutscher dan Smith, 1996).
Kahat N 
Gejala 
- Ditunjukkan dalam banyak hal. Pada tanaman yang mengalami kahat lanjut, N ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda, umur daun lebih singkat dari 1 : 3 tahun menjadi 6 bulan.
- Gejala lain daun menguning, hijau tua.
- Jeruk membutuhkan N 2,5 - 3 % untuk pertumbuhan daun.
- Kebutuhan pupuk N adalah 110 - 325 kg/ha
Kahat fosfor
Gejala  :
- Kemunduran pertumbuhan dan hasil, daun mengecil, warna daun seperti perunggu dan gugur lebih cepat, kulit buah kasar, tebal, warna lebih tua, tidak berair, rasanya sangat asam .
- Kahat P sering terjadi pada tanah-tua yang tua, tanah berpasir, dan gambut.
- Pada tanah-tanah berat P harus dimasukkan ke zone perakaran.
Kahat Kalium 
- Berfungsi sebagai buffer anion dan stabilitas pH.
- Gejala kahat terjadi jika K daun <0,3 - 0,4 %.
- Gejala awal daun kaku.
- Pertumbuhan tanaman lambat dan mati cabang.
- Daun mengecil berwarna kekuningan terus berwarna perunggu pada 1/2 bagian luar daun.
- Gejala selanjutnya ujung daun berwarna coklat seperti terbakar (hangus).
- Kulit buah kasar dan tebal, warnanya hijau tua dan rasanya sangat asam, dan ukurannya lebih kecil.
- K bersifat antagonis terhadap Mg, Ca, NH3 - N. 
- Kebutuhan K 110-300 kg K2O/ha.
Kahat Kalsium 
- Tanaman kerdil, perakaran tanaman berkurang, mati cabang, gejala kekuningan di antara tulang daun. 
Kahat Magnesium
-  Gejala kahat pada daun tua < 0,2%, warna daun seperti perunggu dan kuning.
Beberapa kelemahan yang terdapat pada metode gejala kahat ini adalah :
- Gejala kahat hara ada yang mempunyai gejala yang mirip dengan gejala penyakit tertentu misalnya kahat Zn mirip gejala penyakit CVPD.
- Jika terjadi kahat lebih dari unsur, gejala yang timbul biasanyasusah dikenal, kecuali dengan analisis jaringan tanaman.
- Pemberian pupuk yang didasarkan pada gejala kahat relatif sudah terlambat.
- Jumlah unsur hara yang diperlukan belum dapat ditentukan.
Tabel 2. Kriteria kecukupan hara jeruk berdasarkan konsentrasinya dalam daun 
Unsur hara
Konsentrasi kritis dalam daun
Kahat
Optimum
Berlebih
Hara makro (%)



Nitrogen (N)
< 2.4
2.4-2.6
> 3.0
Fosfor (P)
< 0.10
0.14-0.16
> 0.25
Kalium (K)
< 0.7
0.9-1.2
> 1.7
Kalsium (Ca)
< 2.5
3.0-6.0
> 7.0
Magnesium (Mg)
< 0.16
0.25-6.0
> 1.2
Sulfur (S)
< 0.14
0.2-0.4
> 0.5
Natrium (Na)
-
< 0.16
> 0.25
Klor (Cl)
-
< 0.3
> 0.7
Hara mikro (ppm)



Mangan (Mn)
< 16
25-200
> 300
Besi (Fe)
< 36
60-120
> 200
Seng (Zn)
< 16
25-100
> 300
Tembaga (Cu)
< 3.6
5-10
> 15
Boron (B)
< 15
30-100
> 250
Sumber : Anonim (2004) 
Tabel 3. Takaran pupuk pada tanaman jeruk 
Umur Tanaman (tahun) 
Urea (g/ph)
TSP (g/ph)
ZK (g/ph)
Pupuk kandang (kg/ph)
1
 250
25
100 
20 
2
400
50
200
40
3
600
75
300
60
4
800
100
400
80
5
1000
125
500
100
6
1200
150
600
120
7
1400
175
700
140
8
1600
200
800
160
9
1600-2000
200
800
200
Sumber (Puslitbanghort (2003)