A. Arti Penting Pemupukan
Budidaya tanaman cenderung menyebabkan kemunduran lahan jika tidak diimbangi dengan pemupukan yang memadai. Kemunduran lahan tersebut antara lain disebabkan oleh semakin menurunya kesuburan, kerusakan sifat fisik dan biologis, serta menipisnya ketebalan tanah. Berkurang keseuburan terjadi karena tanah kehilangan unsur hara dari daerah perakaran melalui panen, pencucian, erosi, dan denitrifikasi. Kerusakan sifat-sifat fisik dan biologis tanah antara lain berupa rusaknya agregat tanah, berkurangnya kemantapan struktur, berkurangnya kadar bahan organik, serta berkurangnya jumlah dan aktivitas mikroorganime yang hidup di dalam tanah. Sementara itu, berkurang-nya ketebalan tanah terjadi karena erosi. Upaya peningkatan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan pemberian pupuk.
Pemupukan bertujuan menambah unsur hara tertentu di dalam tanah yang tidak cukup bagi kebutuhan tanaman. Terdapat kecenderungan peningkatan jumlah (dosis) dan jenis (macam unsur hara) pupuk yang harus diberikan seiring dengan semakin lamanya budidaya tanaman pada sebidang lahan.
Pemupukan sebaiknya dilakukan berdasarkan asas keseimbangan. Pem-berian pupuk yang mengandung unsur hara tertentu secara berlebihan akan mengganggu penyerapan unsur hara lainnya. Hasil maksimal dari suatu upaya pemupukan akan diperoleh jika dilakukan dengan tepat meliputi dosis, jenis, waktu, dan cara pemberiannya.
B. Metode Penentuan Kebutuhan Unsur Hara
Menentukan kebutuhan pupuk bagai tanaman jeruk tidak akan menghasilkan jumlah yang pasti, tetapi dengan metode yang benar kebutuhan ril tanaman dapat didekati. Pendekatan kebutuhan unsur hara ini akan lebih bersifat sementara jika dikaitkan dengan nilai ekonomi. Disam-ping itu, kebutuhan unsur hara dengan sasaran hasil fisik belum tentu sama dengan kebutuhan unsur hara dengan sasaran hasil ekonomi. Meskipun demi-kian, biasanya kebutuhan unsur hara dengan sasaran hasil fisik yang didahu-lukan, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan untuk mencari nilai ekonomi tinggi.
Kebutuhan pupuk yang rasional umumnya dipasarkan pada (1) Jenis tanaman dan produksi yang ingin dicapai dimana setiap produksi memerlukan tingkat pemupukan yang berbeda, (2) Ketersediaan hara yang dari dalam tanah. Setiap tanah dapat mensuplai kebutuhan hara yang berbeda-beda, sehingga jumlah tambahan berbeda-beda, (3) Jenis pupuk yang digunakan, Jenis ini mencerminkan kandungan hara dan kemudahan melarut, (4) Efisiensi pemupukan, mencerminkan mobilitas hara dalam tanah, dan (5) Waktu pemupukan, mencerminkan perkembangan tanaman, kecepatan penyerapan hara (Rachhim, 1996).
Secara garis besar terdapat lima metode pendekatan untuk mengetahui kebutuhan unsur hara tanaman, yaitu berdasarkan gejala visual kekahatan, berdasarkan hasil percobaan pemupukan, berdasarkan macam dan jumlah unsur hara yang terangkut keluar dari lahan, berdasarkan ketersediaan hara di dalam tanah (hasil analisis tanah), serta berdasarkan tingkat penyerapan unsur hara oleh tanaman (hasil analisis jaringan tanaman).
1. Berdasarkan Gejala Visual Kekahatan
Pemupukan yang dilakukan berdasarkan adanya gejala kekahatan ta-naman bersifat kualitatif dan penentuan jumlahnya bersifat kira-kira, keculai sudah hasil percobaan sebelumnya. Metode ini dengan cepat dapat dilakukan segera setelah timbulnya gejala. Keseimbang-an hara merupakanfaktor penting dalam menggambarkan gejala kahat, karena kekahatan dapat disebabkan oleh lebih dari satu unsur hara tertentu.
- Kahat hara yang terlihat pada daun muda misalnya B, Cu, Ca, Zn, Mn, dan Fe.
- Gejala pada daun tua atau muda, misalnya N dan S.
- Gejala pada daun tua misalnya Mg, K, Mo.
Gejala kahat seringkali pada awalnya hanya pada beberapa pohon atau hanya pada cabang-cabang tertentu dapat menjadi masalah pada masa-masa selanjutnya. Berikut ini diuraikan secara singkat gejala-gejala kekahatan dan keracunan hara pada tanaman jeruk (Wutscher dan Smith, 1996).
Kahat N
Gejala
- Ditunjukkan dalam banyak hal. Pada tanaman yang mengalami kahat lanjut, N ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda, umur daun lebih singkat dari 1 : 3 tahun menjadi 6 bulan.
- Gejala lain daun menguning, hijau tua.
- Jeruk membutuhkan N 2,5 - 3 % untuk pertumbuhan daun.
- Kebutuhan pupuk N adalah 110 - 325 kg/ha
Kahat fosfor
Gejala :
- Kemunduran pertumbuhan dan hasil, daun mengecil, warna daun seperti perunggu dan gugur lebih cepat, kulit buah kasar, tebal, warna lebih tua, tidak berair, rasanya sangat asam .
- Kahat P sering terjadi pada tanah-tua yang tua, tanah berpasir, dan gambut.
- Pada tanah-tanah berat P harus dimasukkan ke zone perakaran.
Kahat Kalium
- Berfungsi sebagai buffer anion dan stabilitas pH.
- Gejala kahat terjadi jika K daun <0,3 - 0,4 %.
- Gejala awal daun kaku.
- Pertumbuhan tanaman lambat dan mati cabang.
- Daun mengecil berwarna kekuningan terus berwarna perunggu pada 1/2 bagian luar daun.
- Gejala selanjutnya ujung daun berwarna coklat seperti terbakar (hangus).
- Kulit buah kasar dan tebal, warnanya hijau tua dan rasanya sangat asam, dan ukurannya lebih kecil.
- K bersifat antagonis terhadap Mg, Ca, NH3 - N.
- Kebutuhan K 110-300 kg K2O/ha.
Kahat Kalsium
- Tanaman kerdil, perakaran tanaman berkurang, mati cabang, gejala kekuningan di antara tulang daun.
Kahat Magnesium
- Gejala kahat pada daun tua < 0,2%, warna daun seperti perunggu dan kuning.
Beberapa kelemahan yang terdapat pada metode gejala kahat ini adalah :
- Gejala kahat hara ada yang mempunyai gejala yang mirip dengan gejala penyakit tertentu misalnya kahat Zn mirip gejala penyakit CVPD.
- Jika terjadi kahat lebih dari unsur, gejala yang timbul biasanyasusah dikenal, kecuali dengan analisis jaringan tanaman.
- Pemberian pupuk yang didasarkan pada gejala kahat relatif sudah terlambat.
- Jumlah unsur hara yang diperlukan belum dapat ditentukan.
Tabel 2. Kriteria kecukupan hara jeruk berdasarkan konsentrasinya dalam daun
Unsur hara | Konsentrasi kritis dalam daun |
Kahat | Optimum | Berlebih |
Hara makro (%) |
|
|
|
Nitrogen (N) | < 2.4 | 2.4-2.6 | > 3.0 |
Fosfor (P) | < 0.10 | 0.14-0.16 | > 0.25 |
Kalium (K) | < 0.7 | 0.9-1.2 | > 1.7 |
Kalsium (Ca) | < 2.5 | 3.0-6.0 | > 7.0 |
Magnesium (Mg) | < 0.16 | 0.25-6.0 | > 1.2 |
Sulfur (S) | < 0.14 | 0.2-0.4 | > 0.5 |
Natrium (Na) | - | < 0.16 | > 0.25 |
Klor (Cl) | - | < 0.3 | > 0.7 |
Hara mikro (ppm) |
|
|
|
Mangan (Mn) | < 16 | 25-200 | > 300 |
Besi (Fe) | < 36 | 60-120 | > 200 |
Seng (Zn) | < 16 | 25-100 | > 300 |
Tembaga (Cu) | < 3.6 | 5-10 | > 15 |
Boron (B) | < 15 | 30-100 | > 250 |
Sumber : Anonim (2004)
Tabel 3. Takaran pupuk pada tanaman jeruk
Umur Tanaman (tahun) | Urea (g/ph) | TSP (g/ph) | ZK (g/ph) | Pupuk kandang (kg/ph) |
1 | 250 | 25 | 100 | 20 |
2 | 400 | 50 | 200 | 40 |
3 | 600 | 75 | 300 | 60 |
4 | 800 | 100 | 400 | 80 |
5 | 1000 | 125 | 500 | 100 |
6 | 1200 | 150 | 600 | 120 |
7 | 1400 | 175 | 700 | 140 |
8 | 1600 | 200 | 800 | 160 |
9 | 1600-2000 | 200 | 800 | 200 |
Sumber (Puslitbanghort (2003)